Awalnya Kerajaan Kediri atau Panjalu sebenarnya tidak terlalu diketahui dan pada Prasasti Turun Hyang II tahun 1044 yang dibuat Kerajaan Janggala hanya menceritakan tentang perang saudara dari kedua kerajaan peninggalan Airlangga tersebut. Berikut adalah gambar Prasasti Turun Hyang II.
Sejarah dari Kerajaan Kediri atau Panjalu baru mulai terkuak saat Prasasti Sirah Keting tahun 1104 atas nama Sri Jayawarsa ditemukan. Berikut adalah gambar Prasasti Sirah Keting.
Dari beberapa raja sebelum Sri Jayawarsa hanya Sri Samarawijaya saja yang sudah diketahui, sementara untuk urutan raja sedudah Sri Jayawarsa diketahui secara jelas lewat beberapa prasasti yang akhirnya ditemukan.
Kerajaan Panjalu yang berada di bawah pemerintahan Sri Jayabhaya bisa menaklukan Kerajaan Janggala dengan semboyan yang ada pada Prasasti Ngantang tahun 1135 yakni Panjalu Jayati, atau Panjalu Menang.
Isi Dari Prasasti Ngantang adalah Pemberian hadiah berupa tanah yang dibebaskan dari pajak oleh Sri Jayabhaya.
Di masa pemerintahan Sri Jayabhaya tersebut, Kerajaan Panjalu memperoleh masa kejayaan dan wilayah kerajaan tersebut adalah seluruh Jawa dan juga beberapa buah pulau Nusantara dan juga mengalahkan pengaruh dari Kerajaan Sriwijaya di Sumatera.
Bukti ini semakin diperkuat dengan Kronik China yang berjudul Ling Wai Tai Ta dari Chou Ku fei pada tahun 1178 M.
Dalam prasasti tersebut dijelaskan jika menjadi negeri paling kaya selain China secara berurutan merupakan Arab, Jawa dan juga Sumatera dan pada saat itu yang berkuasa di Arab adalah Bani Abbasiyah, sementara di daerah Jawa merupakan Kerajaan Panjalu dan di Sumatra adalah Kerajaan Sriwijaya.
Chou Ju Kua melukiskan jika di Jawa menganut 2 agama yang berbeda yakni Buddha serta Hindu dengan penduduk Jawa yang sangat berani serta emosional dan waktu senggangnya dipakai untuk mengadu binatang, sedangkan untuk mata uang terbuat dari campuran perak serta tembaga.
Dalam buku Chu Fan Chi disebutkan jika Jawa merupakan maharaja yang memiliki wilayah jajahan Pacitan (Pai Hua Yuan), Medang (Ma Tung), Tumapel, Malang (Ta Pen), Dieng (Hi Ning), Hujung Galuh yang sekrang menjadi Surabaya (Jung Ya Lu), Jenggi, Papua Barat (Tung Ki), Papua (Huang Ma Chu), Sumba (Ta Kang), Sorong, Papua Barat [Kulun], Tanjungpura Borneo (Jung Wu Lo), Banggal di Sulawesi (Pingya i), Timor (Ti Wu), dan juga Maluku (Wu Nu Ku).
sumber : https://materisekolah.co.id/sejarah-kerajaan-kediri-terlengkap-serta-peninggalannya/
Dari beberapa raja sebelum Sri Jayawarsa hanya Sri Samarawijaya saja yang sudah diketahui, sementara untuk urutan raja sedudah Sri Jayawarsa diketahui secara jelas lewat beberapa prasasti yang akhirnya ditemukan.
Kerajaan Panjalu yang berada di bawah pemerintahan Sri Jayabhaya bisa menaklukan Kerajaan Janggala dengan semboyan yang ada pada Prasasti Ngantang tahun 1135 yakni Panjalu Jayati, atau Panjalu Menang.
Isi Dari Prasasti Ngantang adalah Pemberian hadiah berupa tanah yang dibebaskan dari pajak oleh Sri Jayabhaya.
Di masa pemerintahan Sri Jayabhaya tersebut, Kerajaan Panjalu memperoleh masa kejayaan dan wilayah kerajaan tersebut adalah seluruh Jawa dan juga beberapa buah pulau Nusantara dan juga mengalahkan pengaruh dari Kerajaan Sriwijaya di Sumatera.
Bukti ini semakin diperkuat dengan Kronik China yang berjudul Ling Wai Tai Ta dari Chou Ku fei pada tahun 1178 M.
Dalam prasasti tersebut dijelaskan jika menjadi negeri paling kaya selain China secara berurutan merupakan Arab, Jawa dan juga Sumatera dan pada saat itu yang berkuasa di Arab adalah Bani Abbasiyah, sementara di daerah Jawa merupakan Kerajaan Panjalu dan di Sumatra adalah Kerajaan Sriwijaya.
Chou Ju Kua melukiskan jika di Jawa menganut 2 agama yang berbeda yakni Buddha serta Hindu dengan penduduk Jawa yang sangat berani serta emosional dan waktu senggangnya dipakai untuk mengadu binatang, sedangkan untuk mata uang terbuat dari campuran perak serta tembaga.
Dalam buku Chu Fan Chi disebutkan jika Jawa merupakan maharaja yang memiliki wilayah jajahan Pacitan (Pai Hua Yuan), Medang (Ma Tung), Tumapel, Malang (Ta Pen), Dieng (Hi Ning), Hujung Galuh yang sekrang menjadi Surabaya (Jung Ya Lu), Jenggi, Papua Barat (Tung Ki), Papua (Huang Ma Chu), Sumba (Ta Kang), Sorong, Papua Barat [Kulun], Tanjungpura Borneo (Jung Wu Lo), Banggal di Sulawesi (Pingya i), Timor (Ti Wu), dan juga Maluku (Wu Nu Ku).
sumber : https://materisekolah.co.id/sejarah-kerajaan-kediri-terlengkap-serta-peninggalannya/